Berdasarkan hasil Medical Check Up (MCU) pegawai pada tahun 2018 dan 2019
terlihat bahwa prevalensi hiperkolesterolemia pada pegawai non sarana meningkat
dari 31,09 % menjadi 40,05%. Dampak dari hiperkolesterolemia jika tidak tidak
dilakukan perhatian dan penanganan yang tepat, dapat mengakibatkan faktor resiko
terjadinya penyakit jantung dan stroke yang mematikan. Tujuan dari penelitian ini
untuk menganalisis faktor-faktor yang behubungan dengan hiperkolesterolemia
pada pegawai non sarana di PT Kereta Commuter Indonesia tahun. Penelitian ini
menggunakan desain Cross Sectional dengan sampel sebanyak 91 pegawai.
Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2019 � Februari 2020. Hasil analisis
univariat menunjukkan bahwa lebih banyak yang tidak mengalami
hiperkolesterolemia (58,2%), usia tidak beresiko (78%), jenis kelamin (58,2%),
berat badan lebih dan obesitan (74,7%), tidak merokok (60,4%), aktivitas buruk
(76,9%), asupan lemak buruk (70,3%). Terdapat hubungan antara usia (PR=2,582,
95% CI : 1,713-3,892), aktivitas fisik (PR=2,550 95% CI : 1,002-6,361) dan asupan
lemak (PR=15,609 95% CI : 2,255-108,045) dengan hiperkolesterolemia. Dalam
penelitian ini terdapat variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis kelamin, indeks
masa tubuh dan status merokok. Untuk menghindari hiperkolesterolemia sebaiknya
disediakan kantin sehat bagi pegawai, mengganti snack saat kegiatan kantor dengan
buah-buahan dan program senam stretching segera direalisasikan